Rabu, 17 Agustus 2011

ANCAMAN BERGOSIP DALAM ISLAM dan LIDAH, PENYEBAB BINASANYA MANUSIA

ANCAMAN BERGOSIP DALAM ISLAM dan LIDAH, PENYEBAB BINASANYA MANUSIA

Assalamu'alaikum wr, wb...

ANCAMAN BERGOSIP DALAM ISLAM

Kode Etik Jurnalistik Bab II Pasal 6 menyebutkan bahwa “Wartawan Indonesia menghormati dan menjunjung tinggi kehidupan pribadi dengan tidak menyiarkan karya jurnalistik (tulisan, suara, serta suara dan gambar) yang merugikan nama baik seseorang, kecuali menyangkut kepentingan umum”.

Karya jurnalistik yang cenderung dapat merugikan nama seseorang atau dapat menyinggung perasaan orang lain, misalnya ghibah atau menggunjing. Menggunjing, dalam praktik, tidak hanya terbatas dengan menggunakan lisan. Menggunjing dengan lisan diharamkan karena mengandung unsur ‘memahamkan’ orang tentang kekurangan orang lain. Karena itu, ghibah bisa berupa ucapan, isyarat, tulisan, gerakan, dan setiap perbuatan yang bisa diketahui maksudnya. [Ittihaasu As-Saadah Al Muttaqiin bii Syarhi Ihya Ulumuddin, Muhammad bin Muhammad Al Husaini Az Zabidi, jilid 7, hal. 541]

Bahaya Ghibah
Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam pernah bertanya kepada para sahabatnya,
“Apakah kalian tahu apa ghibah itu?”. Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasulnya lebih tahu”. Lalu dijelaskan oleh nabi, “Ghibah adalah menyebut sesuatu yang ada pada saudaramu, yang bisa membuat ia tidak suka”, seorang sahabat bertanya, “Bagaimana kalau yang aku sebut memang ada benar dalam saudaraku?”. Nabi menjawab, “Kalau memang ada, berarti kau telah menggunjingnya. Kalau tidak ada berarti kau telah memfitnahnya.” [Shahih Muslim, pembahasan tentang Kebaikan, Hubungan Baik, dan Adab, Bab Keharaman Ghibah, jilid 8, hal. 21]

Allah subhanahu wa ta’ala memberi perumpamaan orang yang menggunjing ibarat memakan daging saudaranya yang sudah mati. Allah berfirman,
“Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah orang seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang” [QS. Al Hujurat: 12].

Dalam hadist Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam bersabda,
“Setiap muslim haram atas muslim lain dalam darah, harta, dan kehormatannya”. Diriwayatkan dari Jabir radhiallahu’anhu dan Sa’id radhiallahu’anhu

Nabi Muhammad shalallahu’alaihi wassalam bersabda,
“Hindarilah oleh kalian perbuatan ghibah. Karena ghibah lebih besar dosanya daripada zina. Seseorang terkadang berzina kemudian bertaubat kepada Allah subhanahu wata’ala dan diterima taubatnya oleh Allah. Sedang orang yang berbuat ghibah, dia tidak akan diampuni sampai orang yang dia ghibah-i memaafkannya”.[Ihya Ulumiddin, Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al Ghazali, jilid 4, hal 411]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar